My life my love for ISLAM

My life my love for ISLAM
lets say Alhamdulillah :)

Minggu, 15 Desember 2013

SEJARAH PELAYANAN DAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI INGGRIS

SEJARAH PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KEBIDANAN
DI NEGARA INGGRIS

                                
William Smellie (1967-1763)
Beliau mengubah bentuk cunam, serta menulis buku tentang pemasangan cunam dengan karangan yang lengkap, ukuran-ukuran panggul dan perbedaan panggul sempit dan biasa.

William Hunter (1718-1783
Murid dari William Smellie yang meneruskan usahanya.
William harvey (1578-1657) menjelaskan tentang sirkulasi darah (1616). Beliau adalah bapak kebidanan di Inggris. Dia mencatat tentang pertumbuhan embrio dan fetus menyeluruh dalam berbagai tahap.

Buku tentang praktek kebidanan diterbitkan tahun 1902 di Inggris, dan didisain untuk melindungi masyarakat dari praktisi yang tidak memiliki kualifikasi. Pada saat itu sebagian besar bidan, buta huruf, bekerja sendiri, menerima bayaran untuk pelayanan yang mereka berikan pada klien. Meskipun proporsi dari praktek bidan yang mempunyai kualifikasi meningkat dari 30% pada tahun 1905 menjadi 74% di tahun 1915, banyak wanita yang lebih menyukai dukun. Hal ini karena dukun lebih murah mengikuti tradisi lokal dan memberikan dukungan domestik.

Selama tahun 1920-an 50-60% wanita hanya ditolong oleh seorang bidan dalam persalinannya, tetapi dalam keadaan gawat darurat bidan harus memanggil dokter. Pelayanan dipusatkan pada persalinan dan nifas dan pelayanan antenatal mulai dipromosikan pada tahun 1935.

Bidan mandiri terancam oleh praktik lokal dan peningkatan persalinan di rumah sakit. Pada tahun 1930 perawat yang juga terdaftar memasuki kebidanan karena dari tahun 1916 mereka dapat mengikuti kursus pendek kebidanan daripada wanita tanpa kualifikasi sebagai perawat. Hal ini mengakibatkan penurunan status dan kekuatan bidan karena perawat disosialisasikan untuk menangani keadaan patologis daripada keadaan fisiologis. Meskipun direct entrynya dibuka kembali pada awal tahun 1990. semua kursus kebidanan saat ini cenderung untuk dibatasi disekitar kualifikasi keperawatan.

Selama tahun 1980, bidan di inggris mulai berusaha mendapatkan otonomi yang lebih dan meningkatkan sistem melalui penelitian tentang alternatif pola perawatan. Dengan perkembangan persalinan alternatif, bidan mulai mengembangkan praktik secara mandiri. Selama pertengahan 1980 kira – kira ada 10 bidan yang praktik secara mandiri di Inggris. Pada 1990 ada 32 bidan independent dan pada tahun 1994 angka perkiraan dari bidan independent adalah 100 orang dengan 80 orang diantaranya terdaftar dalam independent midwifery.

Alasan bidan di Inggris melaksanakan praktek mandiri:

  •  Penolakan terhadap model medis dalam   kelahiran(medicalisasi) 
  •   Ketidakmampuan untuk menyediakan perawatan yang memuaskan dalam NNHS(National Health Servis )
  • Untuk mengurus status bidan sebagai praktisi
  • Untuk memberikan kelangsungan  perawatan dan  kemampuan bidan dalam memberikan pertolongan persalinan di rumah sebagai pilihan mereka.
Pendidikan kebidanan di Inggris terdiri dari 2 bagian, yaitu :

  • Preregistration three year programme/direct entry. Program ini di tjukan bagi yang belum pernah mengenyam pendidikan keperawat dasar dengan lama pendidikan selama 3-4 tahun.
  • Pre-registration (Shortened) 18 months programme. Program ini di tujukan bagi yang pernah mengenyam pendidikan keperawatan dasar dengan lama pendidikan 18 bulan – 2 tahun.

Organisasi profesional kebidanan di inggris :

  • RCM (Royal College of Midwives), merupakan lembaga yang mendukung bidan dalam upayanya meningkatkan standar perawatan bagi ibu, bayi, dan keluarganya. Tujuan dari RCM adalah untuk meningkatkan seni dan ilmu kebidanan serta meningkatkan standar profesionalisme.
  • ICM (international confederation of midwives), merupakan konfederasi bidan dunia yang sekretariatnya berada di london. Tujuan dari ICM adalah meningkatkan standar keperawatan bagi wanita, bayi, dan keluarganya di selurh dunia melalui pembangunan, pendidikan, dan penyediaan bidan yang profesional. 
  • Europian Community midwives directive, merupakan aliansi bidan se-eropa yang berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.

Kebidanan komunitas di Inggris 

Perkembangan kebidanan komunitas abad 16 dan 17
Terbentuknya kebidanan komunitas di Inggris di mulai pada abad pertengahan yaitu dimana seorang bidan yang dianggap dan dikutuk sebagai penyihir oleh masyarakat dan di bakar, hal ini disebabkan karena bidan dianggap ancaman bagi perawat wanita. Setelah itu pada abad 16 kebebasan bidan berada di bawah pendeta, karena pendetalah yang sangat dihormati dan ditakuti pada masa ini, pendeta dapat mengerti akan profesi dan keberadaan bidan yang sebenarnya ingin membantu masyarakat khususnya wanita, sehingga pada masa ini bidan memiliki sedikit kebebasan. Agar dapat diterima dimasyarakat bidan masih dalam pengawasan pendeta, hal ini dapat mencegah kejadian yang buruk di masa lalu tidak lagi terjadi, tentunya hal ini merupakan hal baik dan sangat membantu bidan agar dapat diterima kembali dimasyarakat. Abad ke 17 muncul “BIDAN PRIA”, bidan pria disini bukanlah murni seorang bidan, akan tetapi merupakan seorang praktisi medis spesialisasi kelahiran anak (Halid. 2005)
.

Perkembangan kebidanan komunitas abad 18
Abad 18 terjadi migrasi, dimana pada abad ini bidan mulai dapat menolong persalinan, pada masa ini, tepatnya Tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan transfusi darah dan pada masa ini juga William Smellie dari Skotlandia mendirikan pusat pelatihan bidan wanita dan membuka klinik untuk masyarakat yang tidak mampu, pusat pelatihan bidan wanita di sini di buka agar bidan wanita dapat disamakan dengan wanita biasa yang lainnya, dimana selama ini bidan wanita kurang dipercaya dan diakui oleh masyarakat sehingga bidan wanita membutuhkan pelatihan agar benar-benar mampu diterima dan disamakan dengan wanita biasa lainnya. Seiring berjalannya waktu pada akhir abad ke 18, didirikan Rumah sakit tunggu di Inggris oleh Sir Richard pada tahun 1809 dan berkembang menjadi Rumah sakit Queen Charlotte’s yaitu tempat melatih kemampuan dokter dan bidan. Pada tahun 1880 kelompok bidan terpelajar memiliki pengesahan dalam mengatur ketrampilannya dan praktik bidan. Selama tahun 1980, bidan di inggris mulai berusaha mendapatkan otonomi yang lebih dan meningkatkan sistem melalui penelitian tentang alternatif pola perawatan. Dengan perkembangan persalinan alternatif, bidan mulai mengembangkan praktik secara mandiri. Selama pertengahan 1980 kira – kira ada 10 bidan yang praktik secara mandiri di Inggris. Pada 1990 ada 32 bidan independent dan pada tahun 1994 angka perkiraan dari bidan independent adalah 100 orang dengan 80 orang diantaranya terdaftar dalam independent midwifery (Halid. 2005)
.

Perkembangan kebidanan komunitas abad 19
Perkembangan adanya bidan pada abad 19 ini makin membuahkan hasil yakni pada tahun 1902, Buku tentang praktek kebidanan diterbitkan dan dirancang untuk melindungi masyarakat dari praktisi yang tidak mempunyai kualifikasi pada saat itu sebagian besar penolong persalinan buta huruf bekerja sendiri menerima bayaran untuk pelayanan yang mereka berikan pada wanita meskipun promosi praktek bidan yang mempunyai kualifikasi meningkat dari 30 % pada 1905 menjadi 74 %. Pada tahun ini juga terbentuklah perjanjian bidan yang mana meletakkan kebidanan di bawah pengendalian Privy Council atau pengawas praktik kebidanan local yang mengatur sertifikasi bidan, pelatihan bidan, membuat peraturan jika bidan melakukan kesalahan, dan mengangkat otoritas pengawas local. Tahun 1910 bidan yang tidak bersertifikat tidak diperbolehkan praktek kecuali di bawah pengawasan medis, hal ini guna mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Pada tahun ini juga diadakan kursus guru bidan. Selama tahun 1920an, hanya 50-60 % wanita ditolong oleh seorang bidan dalam persalinannya, tetapi dalam kegawatdaruratan bidan harus memanggil dokter. Pelayanan dipusatkan pada persalinan dan nifas sedangkan pelayanan antenatal mulai dipromosikan tahun 1935. Bidan mandiri terancam oleh klinik lokal dan peningkatan persalinan di rumah sakit. Pada tahun 1930 perawat yang juga terdaftar memasuki kebidanan karena dari 1916 mereka dapat mengikuti kursus kilat kebidanan. Hal ini mengakibatkan penurunan status dan kekuatan bidan karena perawat disosialisasikan untuk menangani keadaan patologis daripada keadaan fisiologis.
Karena tahun 1924 AKI meningkat, pemerintah menaruh perhatian lebih pada profesi bidan dan bidan mulai dipercaya dan diterima oleh masyarakat luas sehingga pada tahun 1941 institute bidan berkembang menjadi perguruan tinggi bidan “ROYAL COLLEGE OF MIDWIVES” tahun 1959 pemerintah inggris menetapkan 70% persalinan harus di Rumah sakit dan persalinan 100% di Rumah sakit diterapkan sejak tahun 1970 Selama tahun 1980 bidan di Inggris memulai berusaha mendapatkan otonomi yang lebih dan meningkatkan sistem melalui penelitian tentang alternatif pola perawatan. Dengan persalinan alternatif bidan mulai mengembangkan praktek secara mandiri. Selama pertengahan 1980 kira-kira ada 10 bidan praktek secara mandiri di Inggris. Pada 1990 ada 32 bidan mandiri dan pada 1994 angka perkiraan dari bidan mandiri adalah 100 orang dengan 80 orang diantaranya terdaftar dalam asosiasi bidan mandiri (Independen midwives assosiation). Karena pengaruh terjadinya medikalisasi, maka wanita mulai menuntut hak pada proses persalinan yang normal (natural child birth). Kebutuhan bidan semakin meningkat, dan mereka bangkit untuk menuntut hak-haknya. Pelayanan yang diberikan bersifat women oriented (berpusat pada wanita). Inilah awal terbentuknya otonomi bidan atau bidan yang mandiri tanpa ada pengaruh dari obstetrician dan perawat. Pelayanan kebidanan di Inggris berkembang pesat, sejak ditemukannya berbagai penemuan-penemuan baru dalam pelayanan kebidanan (Alvito. 2009)

Perkembangan kematian maternal di inggris abad 19
Kemajuan yang telah dicapai dalam kira-kira setengah abad terakhir telah diumumkan oleh banyak penulis. Di Inggris angka kematian menurun dari 44,2 per 10.000 kelahiran dalam tahun 1928 menjadi 2,5 per 10.000 dalam tahun 1970 (Chamberlain dan Jeffcoate, 1966, Stallworthy, 1971). Perkembangan ini terlihat pulla pada semua negara-negara maju; umumnya angka kematian maternal kini di negara-negara itu berkisar antara 1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup.

Angka kematian yang tinggi setengah abad yang lalu umumnya mempunyai dua sebab pokok:
1. Masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab-musabab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan serta nifas,
2. Kurangnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi,
3. Kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua yang hamil.

Setengah abad yang lalu sebab-sebab penting kematian maternal ialah:
1. Sepsis Puerperalis
Walaupun Semmelweiss sudah pada tahun 1874 menunjukkan bahwa sepsis puerperalis disebabkan oleh infeksi dan bahwa dokter dan bidan seringkali merupakan pembawa infeksi itu pada wanita yang sedang bersalin, namun masih jauh dalam abad ke-20 hal ini belum diterima secara umum di kalangan para dokter. Baru setelah dengan kemajuan ilmu mikrobiologi dibuktikan bahwa sebab utama penyakit tersebut ialah berbagai jenis streptococus bahwa kuman-kuman tersebut dibawa oleh dokter, bidan, atau tenaga lain yang menghadiri persalinan itu, atau oleh wanita lain yang sedang menderita penyakit tersebut dan bahwa dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah timbulnya serta menjalarnya penyakit. Akan tetapi pemberantasan yang sungguh-sungguh berhasil baru tercapai dengan ditemukannya obat-obat sulfonamide dan kemudian penisilin.
Berkat usaha-usaha ini peranan sepsis puerperalis yang dahulu merupakan sebab kematian maternal yang sangat penting kini sudah banyak berkurang. Walaupun demikian, bahaya laten tetap ada dan pencegahan terhadap timbulnya penyakit ini perlu terus-menerus diadakan. Perlu dikemukakan bahwa abortus yang dilakukan oleh tenaga-tenaga bukan ahli dengan kurang atau tidak mengindahkan asepsis masih merupakan faktor penting dalam terjadinya sepsis dalam hubungan dengan kehamilan.
2. Perdarahan
Sebab-sebab perdarahan yang penting ialah perdarahan antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta) dan perdarahan postpartum (retensio plasenta, atonia uteri dan trauma kelahiran); selanjutnya abortus dan kehamilan ektopik. Frekuensi kematian maternal dalam hal ini juga turun, terutama dengan penggunaan tranfusi darah secara rutin pada kejadian itu. Selain itu ada faktor-faktor lain yang ikut membantu, yakni organisasi pelayanan kebidanan yang lebih baik sehingga pertolongan dapat diberikan dengan lebih cepat, kemajuan dalam penanganan berbagai kelainan seperti plasenta previa dan atonia uteri postpartum, paritas yang rendah pada wanita-wanita serta keadaan sosial-ekonomis yang lebih baik di negara-negara maju.
3. Gestosis (dahulu dikenal sebagai tosemia gravidarum)
Istilah ini menampung pre-eklamsia, eklamsia dan kelainan-kelainan dalam kehamilan yang berdasarkan hipertensi menahun, penyakit ginjal dan sebagainya. Dengan perluasan dan peningkatan mutu pengawasan antenatal yang dapat dinikmati oleh hampir semua wanita hamil maka walaupun sebab-sebab pre-eklamsia dan eklamsia tidak diketahui angka kematian disini dapat pula diturunkan.
4. Perlukaan kelahiran
Dahulu perlukaan merupakan sebab kematian maternal yang tidak jarang ditemukan berhubung dengan tindakan-tindakan bedah vaginal yang sukar, akan tetapi dengan kemajuan dalam ilmu dan praktek kebidanan, tindakan-tindakan itu dalam banyak hal dapat dihindarkan atau diganti dengan tindakan yang lebih aman.
5. Angka kematian maternal karena trombo-embolismus, dan karena sebab-sebab di luar kehamilan seperti penyakit jantung dan sebagainya menurun pula denganlebih sempurnanya usaha-usaha untuk mencegah dan atau mengawasi serta menangani penyakit-penyakit yang bersangkutan.
Penurunan angka kematian maternal yang mengagumkan itu dicapai dengan penurunan secara proporsional berbagai sebab kematian yang penting, kecuali untuk sepsis yang angka turunnya dalam persen lebih banyak daripada angka-angka lain. Jika diambil kesimpulan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penurunan angka kematian maternal, perlulah disebut :
a. Kemajuan dalam ilmu dan praktek kedokteran, seperti penemuan obat-obat baru, lebih sempurnanya beberapa teknik pembedahan, lebih banyaknya digunakan tranfusi darah dan lain-lain.
b. Lebih sempurnanya serta meluasnya fasilitas-fasilitas untuk member pelayanan kebidanan yang baik.
c. Lebih baiknya mutu tenaga-tenaga yang memberi pelayanan dalam bidang kebidanan.
d. Faktor-faktor sosial; lebih sempurnanya kesehatan dan lebih baiknya makanan rakyat pada umumnya.


Perkembangan kebidanan komunitas abad 20
Perkembangan kebidanan komunitas dan pelayanan kebidanan di Inggris pada abad 20 semakin meningkat. Menurut pemimpin bidan Inggris, semakin banyak perempuan yang sedang dianjurkan melahirkan di rumah. Cathy Warwick, sekretaris umum dari Royal College of midwifery mengatakan bahwa banyak dokter mengutip bahaya melahirkan di rumah seperti pendarahan yang berbahaya di mana bidan mungkin tidak dapat membantu.
Seluruh negeri ada orang yang merasa sangat kuat bahwa perempuan yang mengalami melahirkan di rumah adalah menempatkan bayi mereka beresiko. Mereka mengatakan bahwa jika Anda memilih melahirkan di rumah Anda akan memiliki pendarahan dan bidan tidak akan dapat berbuat apa-apa. Aku telah mendengar makhluk itu berkata kepada perempuan "Dia bilang dia menyalahkan dokter dan bukan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di rumah sakit.. Dia menambahkan, "Implikasinya adalah bahwa Anda akan lebih aman jika Anda datang ke rumah sakit, dan itu belum tentu benar. Kita tahu bahwa hal-hal yang bisa salah apakah wanita di rumah atau di rumah sakit". Kini sosok bidan sudah sangat diterima dihati masyarakat inggris, lain halnya pada pertengahan abad yang menganggap bahwa bidan adalah penyihir. Komunitas bidanpun semakin berkembang dan juga pelayanan kebidanan yang semakin menjanjikan (Alvito. 2009)
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar