My life my love for ISLAM

My life my love for ISLAM
lets say Alhamdulillah :)

Minggu, 15 Desember 2013

MDGs (Millenium Development Goals)



Millennium Development Goals


Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium”, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang  dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang  sangat  mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.
Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:
 
1.     Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

  • Pendapatan populasi dunia sehari $10000.

  • Menurunkan angka kemiskinan.

2.     Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua

  •  Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

3.     Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

  •  Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.

4.     Menurunkan Angka Kematian Anak

  • Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.

5.     Meningkatkan Kesehatan Ibu

  • Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.

6.     Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya

  • Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

7.     Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

  • Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.

  • Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.

  •  Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.

8.     Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan.

  • Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.

  • Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.

  • Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.

  • Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.

  •  Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.

  • Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang

  • Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.


Tujuan utama dari pencapaian kedelapan obyektif tersebut adalah untuk memperbaiki kualitas ekonomi dan sosial dari masyarakat miskin yang masih sangat banyak jumlahnya tersebar di negaranegara tersebut. Seperti diketahui bersama, tiaptiap obyektif atau goal memiliki sejumlah target dan indikator pencapaiannya masingmasing, agar dapat terukur pencapaiannya.Secara total terdapat 21 target utama yang harus dicapai, dimana masing-masing target dilengkapi dengan indikator untuk mengukurnya.
 Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara berkembang dan maju. Negara-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia dimana kegiatan MDGs di Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan negara-negara maju berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs.
Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi MDGs, Indonesia mempunyai komitmen untuk melaksanakannya serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan program pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada hakikatnya setiap tujuan dan target MDGs telah sejalan dengan program pemerintah jauh sebelum MDGs menjadi agenda pembangunan global dideklarasikan. Potret dari kemakmuran rakyat diukur melalui berbagai indikator seperti bertambah tingginya tingkat pendapatan penduduk dari waktu ke waktu, kualitas pendidikan dan derajat kesehatan yang membaik, bertambah banyaknya penduduk yang menempati rumah layak huni, lingkungan permukiman yang nyaman bebas dari gangguan alam dan aman. Penduduk mempunyai kesempatan untuk mengakses sumber daya yang tersedia, lapangan kerja yang terbuka untuk semua penduduk, serta terbebas dari kemiskinan dan kelaparan.
Pemerintah Indonesia mengklaim delapan target MDGs hampir semuanya tercapai. Itu tertera dalam laporan Bappenas 2010. Di antaranya pemerintah mengklaim berhasil menurunkan angka kemiskinan penduduk yang berpendapatan 1 dolar per hari (standar Bank Dunia), dari 20,6 persen tahun 1990 menjadi 5,8 persen tahun 2008. Namun, klaim keberhasilan itu dibantah oleh sejumlah organisasi massa yang berhimpun dalam Indonesian Peoples Alliance (IPA) atau Aliansi Rakyat Indonesia. IPA menilai, pencapaian MDGs gagal. Ini seiring meningkatnya kemiskinan, tidak adanya akses masyarakat terhadap kesehatan, pendidikan dasar, ketahanan pangan, dan kerusakan lingkungan serta konflik agraria. Namun, gagal atau tidaknya kembali lagi kepada masyarakat Indonesia sendiri bagaimana menanggapinya. 

 
Kesimpulan
Menurut pendapat saya jika ditinjau dari salah sudut pembangunan pusat kota, pemerintah sudah hampir bisa dibilang sukses dalam melaksanakan MDGs ini. Contohnya, pusat kesehatan terbaik ada di kota. Pendidikan juga. Namun, masih banyak  penduduk yang tinggal di desa pedalaman yang kehidupan masyarakatnya masih belum  makmur. Banyak penduduk desa yang merantau ke kota hanya untuk mencari kebenaran dan nilai nyata dari MDGs yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Tapi kenyataannya, tidak semua dari mereka bisa merasakannya. Sebaiknya jika pemerintah Indonesia melakukan penyuluhan kepada masayarakat desa agar mereka juga bisa mulai membantu pemerintah untuk menyukseskan Tujuan Pembangunan Millennium yang akan berakhir pada September 2015 nanti. Terlebih jika kita mengingat permasalahan pemerintah  yang harus juga menanggung beban pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan, kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54 triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. Sejak tahun 2005 hingga 2009, laporan lembaga-lembaga seperti ADB, UNDP serta komisi Ekonomi dan Sosial PBB selalu menempatkan Indonesia pada posisi Negara yang rentan. Indeks kerentanan pencapaian MDGs Indonesia berada pada posisi menengah bersama Filipina, Nepal, dan Papua Nugini, serta lebih buruk dibandingkan Vietnam, Banglades dan India. Dan Angka Kematian Ibu di Indonesia pun masih sangat tinggi dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara (WHO, 2005). Jika tidak dilakukan upaya-upaya dini berupa negosiasi dan penyuluhan-penyuluhan, Indonesia mungkin akan gagal mencapai tujuan MDGs.




Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com/2013/08/13/apa-itu-mdgs-583450.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar