My life my love for ISLAM

My life my love for ISLAM
lets say Alhamdulillah :)

Senin, 30 Juni 2014

Masa Subur dan Kehamilan



Masa Subur dan Kehamilan


Oleh: dr. Sutopo Widjaja, MS

Mrs. Y, 27 tahun, baru menikah 7 bulan yang lalu. Dia sangat mengharapkan dapat mempunyai momongan dalam waktu yang dekat. Sedangkan teman sekantornya, Mrs. N, 29 tahun, justru khawatir sedang hamil lagi karena telah memiliki 3 orang anak, yaitu dua wanita dan satu pria, berusia 4, 2 dan 1 tahun. Mereka bersama-sama berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat informsi tentang masa subur dan kehamilan, terutama proses terjadinya kehamilan.

Apa Syarat Terjadinya Kehamilan ?
Untuk terjadi kehamilan, ada 5 faktor yang harus dipenuhi, yaitu :
1.      Telur yang matang
2.      Sperma yang sehat
3.      Ada proses pembuahan
4.      Saluran telur (tuba Fallopi) yang sehat
5.      Rahim yang siap menerima pertumbuhan janin

Organ Tubuh Mana yang Berperan Dalam Perkembangan/Pematangan Telur ?
 Tiga organ yang berperan dalam pematangan telur ialah :
  1. Hipotalamus, organ di dalam otak yang menghasilkan FSH-RF dan LH-RF, yaitu dua hormon yang mengkoordinasi pelepasan hormon FSH dan LH di kelenjar hipofisis.
  2. Hipofisis, organ di bagian bawah otak yang menghasilkan FSH (Follicle Stimulating Hormone), yaitu hormon yang merangsang perkembangan/pematangan telur di ovarium (induk telur) dan LH (Luteinizing hormone), yaitu hormon yang memicu ovulasi (pelepasan telur).
  3. Ovarium (indung telur), yaitu pabrik penghasil telur
Bagaimana Proses Pematangan dan Pelepasan Telur ?
FSH yang dihasilkan oleh hipofisis akan merangsang perkembangan telur di ovarium. Proses perkembangan telur di ovarium akan disertai pelepasan hormon estrogen. Kadar estrogen yang meningkat seiring dengan pematangan telur memberi signal ke hipofisis untuk melepaskan LH agar proses pelepasan telur (ovulasi) segera terjadi.
Setelah ovulasi, kantong telur yang tersisa di ovarium (disebut corpus luteum) akan melepaskan hormon kedua yaitu progesterone. Progesterone memberi signal balik ke hipotalamus dan hipofisis untuk berhenti menghasilkan FSH-RF, LH-RF, FSH dan LH agar proses pematangan telur berikutnya ditunda.

Berapa Lama Sel Telur yang Terlepas Masih Bisa Dibuahi ?
Sel telur hanya bertahan selama 24 jam. Kalau tidak dibuahi dalam 1 x 24 jam, maka sel telur akan gugur.

Apa yang Dimaksud Dengan Sperma yang Sehat ?
Sperma yang sehat terkait dengan masalah :
  1. Kualitas yaitu bentuk normal, aktif bergerak serta arah gerak normal
  2. Kuantitas, setiap kali ejakulasi dikeluarkan 3-4 ml air mani yang mengandung 150-200 juta sperma
Perlu diketahui setelah ejakulasi, sperma dapat bertahan hidup selama 2 – 3 hari di saluran genital wanita sehingga berpotensi membuahi.

Apa Syarat Terjadi Proses Pembuahan ?
Pembuahan hanya dapat terjadi bila ada pertemuan sperma dan telur dalam waktu 1 x 24 jam setelah ovulasi.

Dimana Proses Pembuahan Terjadi ?
Umumnya proses pembuahan terjadi di sekitar ujung tuba. Bila pembuahan berhasil maka calon janin akan bergerak kearah rahim untuk tertanam dan tumbuh dalam rahim.
Tuba yang tersumbat selain dapat menghalangi kesempatan bertemunya sperma dan telur juga dapat mengganggu pemindahan calon janin dari tuba ke rahim dengan konsekuensi terjadi kehamilan diluar rahim (kehamilan ektopik) yang sangat berisiko.

Bagaimana Proses Pertumbuhan Rahim Agar Siap Menerima Calon Janin ?
Dua hormon yang berperan penting dalam pertumbuhan selaput lendir (mukosa) rahim ialah estrogen yang dihasilkan ovarium saat pematangan telur kemudian dilanjutkan oleh progesteron yang dilepaskan oleh corpus luteum setelah ovulasi.
Bila tidak terjadi pembuahan, corpus luteum akan gugur dengan konsekuensi kadar progesteron akan menurun tajam sehingga mukosa rahim akan rontok dan terjadilah haid. Kalau ada pembuahan, maka produksi progesterone akan dilanjutkan oleh plasenta sehingga selama kehamilan tidak terjadi haid.

Bagaimana Cara Menentukan Saat Ovulasi (Masa Subur) ?
Masa subur dapat diperkirakan dengan beberapa cara antara lain pengukuran kenaikan suhu tubuh, observasi perubahan lendir vagina. Namun yang paling sering dilakukan ialah :
  1. Sistem kalender
  2. Tes laboratorium (baby test), yaitu memantau hormon LH di air seni yang (+) pada saat ovulasi.
Bagaimana Cara Menentukan Masa Subur Secara Sistem Kalender ?
Untuk menerapkan sistem kalender maka perlu persiapan dengan memantau siklus haid enam bulan berturut.
Bila siklus haid cukup teratur, maka ovulasi (hari H) akan terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang dan masa subur ialah hari H +/- dua hari. Contoh : siklus haid 28 hari, maka masa subur ialah mulai hari ke 12 (28-14-2) dan berakhir hari ke 16 (28-14+2) siklus haid.
Bila siklus haid tidak teratur, maka masa subur dihitung dengan rumus yaitu :
  • Mulai : siklus terpendek kurang 18 hari dan
  • Berakhir : siklus haid terpanjang kurang 11 hari.
Contoh : siklus haid terpendek 24 hari dan siklus haid terpanjang 30 hari, maka masa subur ialah mulai hari ke 6 (24 – 18) dan berakhir hari ke 19 siklus haid.

Bagaimana Agar Berhasil Terjadi Kehamilan ?
Keberhasilan kehamilan ditentukan antara lain oleh kondisi kesehatan suami dan isteri, bila keduanya sehat dan melakukan hubugan intim pada masa subur, maka persentase keberhasilan kehamilan sangat tinggi. Berhubung sperma dapat bertahan hidup 2-3 x 24 jam, maka hubungan intim di masa subur perlu dilaksanakan minimal setiap dua hari.

Bagaimana Cara Mencegah Terjadi Kehamilan ?
Pada dasarnya kehamilan dapat dicegah dengan menghindari terjadinya proses pembuahan dan dilaksanakan dengan mengikuti program KB (keluarga berencana) baik yang sementara maupun yang permanen.
Metode untuk Perempuan:
  • Sementara/non operatif:
    • Sistem kalender
    • Pil KB
    • Suntik KB (1 bulan atau 3 bulan)
    • Susuk KB (implant)
    • Vaginal cap/tissue/jelly
    • IUD
  • Operatif: tubektomi (memotong/mengikat tuba)
Metode untuk Laki-Laki:
  • Sementara/non operatif:
    • Sistem kalender
    • Kondom
  • Operatif: Vasektomi (memotong/mengikat saluran air mani)


Minggu, 29 Juni 2014

Dismenorea (Nyeri haid)



Dismenorea (Nyeri haid)
Oleh : dr Sutopo Widjaja, MS


Rasa kurang nyaman pada saat haid adalah hal yang pernah dirasakan oleh semua perempuan, tetapi bila haid menimbulkan nyeri hebat sampai mengganggu aktifitas normal seorang perempuan maka masalah kesehatan ini dapat dikategorikan sebagai dismenorea atau nyeri haid. Dismenorea adalah keluhan paling sering yang menyebabkan kaum perempuan muda berkonsultasi ke dokter
Dismenorea dibagi atas dua jenis :
1.      Dismenorea primer, dimana tidak ditemukan kelainan organ genitalia.
2.      Dismenorea sekunder, yang terjadi akibat kelainan organ genitalia.






Dismenorea primer.
Dismenorea primer adalah nyeri haid yang tidak disertai kelainan alat genital yang nyata., sering terjadi 1-2 tahun setelah haid pertama (menarche), intensitasnya mula2 makin hebat kemudian secara beransur akan berkurang. Rasa nyeri bisa terasa sebelum atau bersamaan dengan haid, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
Nyeri ini berkaitan dengan pematangan telur (ovulasi) dan diduga akibat kontraksi otot dan pembuluh rahim yang dipicu pelepasan mediator yang disebut prostaglandin. Faktor kejiwaan khususnya pada anak gadis yang emosional, kurang dapat bimbingan dan perhatian orang tua, lebh berpotensi menderita dismenorea primer.
Dismenorea primer ditandai sakit seperti kramp yang hilang timbul diperut tengah bawah, kadang kadang menyebar ke paha dan pinggang, bisa disertai mual, muntah, mencret, sakit kepala, muka merah dan berlangsung 1-2 hari.
  1. Pengelolaan : Edukasi, bahwa dismenorea primer tidak berbahaya untuk kesehatan Pada kasus tertentu perlu konsultasi psikolog
  2. Perubahan pola makan, istirahat cukup, olahraga teratur 
  3. Untuk hilangkan nyeri dapat diberi kompres hangat di daerah perut dan obat penghilang sakit (analgetik) seperti ibuprofen dsb.
  4. Pil KB, hanya bersifat tindakan sementara, tujuannya untuk mencegah ovulasi, sekaligus membuktikan nyerinya memang akibat dismenorea primer 
  5.  Vitamin B 1 dan vitmin E

Dismenorea sekunder
Nyeri haid tipe ini terjadi setelah menarche, terutama pada usia 30- 40 tahun.
Penyebabnya ialah kelainan organ genitalia seperti endometriosis, infeksi (PID), tumor (myoma uteri) dan penyempitan saluran leher rahim.
Pengelolaan :
Selain analgetik untuk menghilangkan nyeri, tindakan pengobatan disesuaikan dengan penyebabnya antara lain dengan terapi hormonal, antibiotik, dilatasi saluran leher rahim dan tindakan operasi lainnya sesuai kondisi kasus.